Pemimpi vs pengejar mimpi
Seorang pemimpi adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
‘membayangkan sesuatu’ tetapi tidak mempunyai ‘kemauan’ untuk mewujudkannya. Ia
senang menenggelamkan dirinya ke dalam angan-angan semata, menghabiskan
waktunya hanya untuk membayangkan sesuatu tetapi tidak memiliki ‘kemauan’ untuk
mewujudkannya. Ia tidak memiliki keberanian dalam mengambil keputusan karena di
dalam dirinya tidak memiliki ‘keyakinan’ akan kemampuan dirinya sendiri.
Seorang pemimpi cenderung malas menggunakan waktunya untuk
‘berpikir’ serta malas melakukan ‘tindakan nyata’ dalam mewujudkan
keinginannya. Ia cenderung ingin mencapai impiannya secara instan daripada
melalui sebuah ‘proses’. Ia beranggapan bahwa sebuah ‘proses’ identik dengan
jumlah waktu yang dia korbankan dengan mengurangi kesenangan sesaat yang ia
nikmati.
Sementara itu, seorang pengejar impian mempunyai keinginan untuk
mewujudkan impiannya. Dalam mewujudkan impiannya, ia memiliki ‘rencana’ serta
melakukan ‘tindakan nyata’ untuk meraihnya. Ia memiliki ‘kekuatan berpikir’ dan
‘keyakinan hati’ dalam mewujudkan impiannya menjadi kenyataan. Ia jujur dan
berani bertanya pada dirinya sendiri tentang sebesar apa kemauan yang ia miliki
dalam meraih impiannya? Ketika menghadapi berbagai permasalahan, ia lebih
berorientasi pada ‘bagaimana caranya mewujudkan impian’ daripada menyerah
kalah. Ia tidak mengenal putus asa, keraguan, ketakutan maupun kegagalan. Ia
memiliki ‘keberanian’ untuk melangkah. Seorang pengejar impian mampu mewujudkan
impiannya menjadi kenyataan, sedangkan seorang pemimpi tidak akan pernah mampu
melakukannya.
Pernahkan Anda mendengar fabel Semut dan Belalang tentang makna
sebuah ‘rencana’? Suatu hari yang terik di musim panas, seekor semut
mengingatkan seekor belalang yang terus bernyanyi dengan suara yang keras.
Menurutnya, sebaiknya belalang mulai memikirkan hari-hari dingin yang akan
segera datang daripada terus bernyanyi. Belalang yang gemar memikirkan
kesenangan sesaat, mengabaikan nasihat semut tersebut sambil bergumam, justru dengan
menyanyi membuat hatinya senang daripada memikirkan rencana untuk menghadapi
musim dingin. Sementara sang semut sibuk mengumpulkan biji gandum guna
menghadapi musim dingin. Ketika musim dingin tiba, belalang tersebut akhirnya
kedinginan dan kelaparan karena dia tidak memiliki persediaan makanan.
Akhirnya dia menyadari kesalahannya yang telah menghabiskan
waktunya hanya untuk bersenang-senang daripada memikirkan langkah atau rencana
dalam menjalani kehidupan. Sang Belalang menyadari siapa dirinya selama ini,
pemimpi yang gemar memikirkan kesenangannya sesaat. Ia belum menjadi pengejar
impian, yang selalu memilikirkan langkahnya ke depan demi meraih impian.
Disadur dari buku Dahsyatnya Kemauan (seluruh royalti buku ini
kami sampaikan untuk anak yatim dhuafa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar